8 Oktober 2025 – Seblak, jajanan kaki lima asal Bandung, tetap menjadi primadona di berbagai daerah hingga kini. Hidangan berbahan dasar kerupuk basah dengan bumbu pedas berempah ini tak hanya digemari di Indonesia, tetapi juga mulai dikenal di berbagai negara seperti Korea Selatan dan Thailand.

Meski baru populer dalam satu dekade terakhir, seblak ternyata sudah ada sejak tahun 1940-an. Nama “seblak” sendiri berasal dari bahasa Sunda “nyeblak”, yang berarti mengagetkan—sesuai sensasi pedas menyengat yang ditimbulkannya.

Awalnya, seblak dibuat sederhana dari kerupuk yang direbus lalu ditumis dengan bumbu kencur, cabai, dan bawang putih. Namun kini, variasinya semakin beragam. Penjual menambahkan berbagai topping seperti mie, bakso, sosis, ceker, hingga iga sapi. Bahkan beberapa tempat menawarkan konsep prasmanan dengan pilihan topping dan tingkat kepedasan sesuai selera.

Popularitas seblak juga didorong oleh media sosial. Seblak Jeletet Murni di Jakarta dan Seblak Mama Zafran di Pamulang, misalnya, menjadi viral karena racikan bumbunya yang pedas dan topping melimpah.

Kendati menggoda, konsumsi seblak sebaiknya tetap dibatasi. Kandungan garam dan MSG yang tinggi, serta rasa pedas ekstrem, dapat menimbulkan risiko bagi kesehatan jika dikonsumsi berlebihan.

Namun tak bisa dimungkiri, perpaduan pedas, gurih, dan aroma rempah membuat seblak terus digemari lintas generasi dan kini menjelma menjadi ikon kuliner khas Indonesia yang menembus pasar dunia. (Redaksi)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *