17 Oktober 2025 – Jakarta kembali dihadapkan pada meningkatnya kasus penyakit yang menyerupai gejala COVID-19, seperti batuk, pilek, dan demam berkepanjangan. Di balik keresahan warga yang merasa tidak kunjung sembuh, Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat bahwa lonjakan ini bukan disebabkan oleh virus baru, melainkan oleh peningkatan kasus Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA).
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ani Ruspitawati, mengungkapkan bahwa kenaikan kasus ISPA mulai terlihat sejak pertengahan tahun. Menurutnya, tren seperti ini sebenarnya selalu terjadi setiap tahun, terutama ketika kondisi cuaca tidak menentu seperti saat ini.
“Hingga Oktober 2025, total kasus ISPA di DKI Jakarta mencapai 1.966.308 kasus. Peningkatan kasus terlihat sejak bulan Juli. ISPA merupakan penyakit yang paling banyak dilaporkan di Puskesmas karena penularannya sangat mudah, baik melalui droplet maupun aerosol,” jelas Ani.
Ia menambahkan bahwa peningkatan kasus juga bisa disebabkan oleh menurunnya daya tahan tubuh masyarakat, terutama di musim pancaroba. Perubahan suhu yang ekstrem, kurang istirahat, serta paparan polusi udara dapat membuat sistem imun melemah, sehingga tubuh lebih rentan terhadap infeksi pernapasan.
Ani juga mengingatkan masyarakat agar lebih peka terhadap gejala-gejala ISPA, seperti batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan demam. Dalam beberapa kasus, keluhan ini disertai hidung tersumbat, sakit kepala, nyeri otot, kelelahan, bersin, dan suara serak.
“Jika gejala sudah disertai dengan sesak napas atau kesulitan bernapas, segera periksakan diri ke fasilitas kesehatan karena bisa jadi itu tanda ISPA berat yang membutuhkan penanganan segera,” tegasnya.
Meski jumlah kasus terbilang tinggi, Ani menekankan bahwa masyarakat tidak perlu panik, sebab ISPA bisa dicegah dengan menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan antara lain mencuci tangan secara rutin, menggunakan masker di tempat ramai, menjaga asupan nutrisi, serta memperbanyak konsumsi air putih dan istirahat cukup.
Selain itu, masyarakat diimbau untuk menghindari paparan polusi udara secara langsung dan rutin membersihkan lingkungan rumah agar bebas dari debu maupun alergen yang bisa memicu gangguan pernapasan.
Dengan langkah-langkah pencegahan yang konsisten, diharapkan tren peningkatan ISPA di Jakarta dapat dikendalikan. Kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan dan kesehatan menjadi kunci penting agar tidak jatuh sakit di tengah kondisi cuaca dan lingkungan yang tidak menentu. (Redaksi)

