8 Oktober 2025 – Setelah menunaikan ibadah haji, desainer sekaligus presenter Ivan Gunawan mengaku mengalami banyak perubahan dalam hidupnya. Selain semakin mendalami sisi spiritual, pria yang akrab disapa Igun itu kini kerap dipanggil “Haji Ivan” oleh banyak orang. Namun, siapa sangka, di balik panggilan yang dianggap terhormat itu, Igun justru merasa tidak nyaman.
Dalam sebuah perbincangan bersama penyanyi Afgan, Ivan Gunawan secara jujur mengungkapkan bahwa ia merasa risih ketika dipanggil dengan sebutan “haji”. Menurutnya, panggilan tersebut bukan hal yang perlu ditonjolkan karena ibadah haji merupakan hubungan pribadi antara dirinya dan Tuhan, bukan untuk dijadikan label sosial.
“Aku tuh kadang suka risih, karena kayak di mana-mana orang langsung panggil ‘Haji Ivan’. Padahal aku nggak pernah minta dipanggil begitu,” ujar Igun. Ia menambahkan bahwa panggilan itu justru membuatnya merasa terbebani karena takut disalahartikan seolah ingin pamer atau riya.
Igun menjelaskan, niatnya menunaikan ibadah haji murni karena keinginan spiritual, bukan untuk mendapatkan gelar kehormatan. Ia pun khawatir jika panggilan itu malah menimbulkan persepsi yang salah di mata publik. “Aku nggak mau dianggap sombong atau kayak butuh pengakuan. Aku pergi haji buat memperbaiki diri, bukan buat gelar,” tambahnya dengan tegas.
Sementara itu, Afgan yang menjadi lawan bicaranya mengaku tidak mempermasalahkan jika suatu saat nanti ia juga dipanggil “haji”. Namun, ia memahami posisi Ivan yang merasa tidak nyaman dengan gelar tersebut karena bisa membawa beban moral tersendiri.
Meski begitu, Ivan tetap menghargai niat baik orang-orang yang memanggilnya dengan sebutan itu. Ia menyadari bahwa sebagian orang menganggap panggilan “haji” sebagai bentuk penghormatan bagi mereka yang telah menjalankan rukun Islam kelima. “Aku ngerti kok, mungkin mereka manggil karena hormat. Tapi aku pribadi lebih nyaman dipanggil Ivan saja,” ujarnya menutup perbincangan.
Melalui pernyataannya ini, Ivan Gunawan menunjukkan bahwa ibadah bukanlah ajang pencitraan, melainkan perjalanan batin yang seharusnya dijaga maknanya. Ia berharap masyarakat dapat memahami bahwa panggilan religius tak selalu menjadi ukuran dari keimanan seseorang. (Redaksi)

