Jakarta, 29 Agustus 2025 – BNI kembali menunjukkan peran strategisnya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dengan menyalurkan fasilitas pembiayaan senilai Rp5 triliun ke Jamkrindo. Fasilitas ini diharapkan menjadi motor penggerak pemulihan ekonomi melalui penguatan penjaminan proyek strategis dan UMKM-K.
Penandatanganan kerja sama dilakukan di Jakarta pada Jumat (29/8/2025) oleh GM International & Financial Institutions BNI Roekma Hari Adji dan Kepala Divisi Hubungan Kelembagaan II Jamkrindo, Aribowo. Prosesi ini disaksikan oleh jajaran direksi BNI dan Jamkrindo, termasuk Direktur Utama BNI Putrama Wahju Setyawan dan Plt. Direktur Utama Jamkrindo Abdul Bari.
Direktur Treasury & International BNI Abu Santosa Sudradjat menegaskan, “Pemberian fasilitas Commercial Line dengan limit Rp5 triliun merupakan wujud nyata komitmen BNI dan Jamkrindo untuk berkontribusi aktif bagi perekonomian Indonesia.”
Abu menjelaskan, fasilitas commercial line memungkinkan Jamkrindo memperluas kemampuan menerbitkan jaminan bagi debitor, terutama segmen UMKM-K dan proyek strategis pemerintah. Dengan dukungan ini, pembiayaan sektor produktif dapat berjalan lebih lancar.
Kolaborasi ini diharapkan meningkatkan sinergi BUMN sekaligus memberikan manfaat langsung bagi UMKM, korporasi, dan sektor lain yang membutuhkan fasilitas penjaminan. “Kerja sama ini kami harapkan dapat memperkuat sinergi antara BNI dan Jamkrindo sekaligus menghadirkan manfaat langsung bagi UMKM, korporasi, dan sektor lain yang membutuhkan fasilitas penjaminan,” kata Abu.
Fasilitas Rp5 triliun juga diharapkan mempercepat percepatan proyek strategis pemerintah dengan jaminan yang memadai, sehingga menjadi dorongan nyata bagi pemulihan ekonomi nasional.
Dengan kapasitas penjaminan yang meningkat, Jamkrindo kini dapat menjamin lebih banyak debitor yang membutuhkan pembiayaan, memberikan dampak positif langsung bagi UMKM dan proyek strategis.
Sinergi BNI dan Jamkrindo ini diharapkan menjadi model kolaborasi BUMN yang efektif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan memperkuat sektor produktif. (Redaksi)

