31 Agustus 2025 – Afghanistan kembali diguncang tragedi. Gempa kuat yang terjadi pada Minggu (31/8) malam waktu setempat menewaskan lebih dari 800 orang dan melukai ribuan lainnya. Getaran dahsyat itu tidak hanya meluluhlantakkan rumah-rumah di wilayah pegunungan terpencil, tetapi juga terasa hingga Kabul dan bahkan Islamabad, Pakistan.
Juru bicara utama pemerintah Taliban, Zabihullah Mujahid, melaporkan sekitar 800 korban jiwa dan 2.500 luka-luka di Provinsi Kunar, pusat guncangan gempa. Di provinsi tetangga Nangarhar, 12 orang tewas dan 255 lainnya terluka. “Banyak rumah hancur,” tambah juru bicara Kementerian Dalam Negeri, Abdul Mateen Qani, mengingat mayoritas warga tinggal di rumah bata lumpur yang rapuh terhadap guncangan.
Badan Migrasi PBB memperingatkan sejumlah desa terdampak parah di Kunar masih sulit dijangkau karena akses jalan terputus. Upaya penyelamatan tengah dilakukan dengan 40 penerbangan militer Taliban, meski medan sulit dan komunikasi terbatas memperlambat evakuasi.
“Anak-anak dan perempuan berteriak ketakutan… Kami belum pernah mengalami hal seperti ini,” ungkap Ijaz Ulhaq Yaad, warga distrik Nurgal, yang menyebut banyak korban adalah pengungsi yang baru kembali dari Iran dan Pakistan.
Bencana ini menambah daftar panjang tragedi alam di Afghanistan, setelah gempa besar di Herat pada Oktober 2023 yang menewaskan lebih dari 1.500 orang, serta gempa Paktika pada 2022 yang merenggut lebih dari 1.000 korban. Di tengah krisis kemanusiaan dan minimnya bantuan asing sejak Taliban berkuasa, negeri yang telah dilanda konflik lebih dari empat dekade itu kini kembali menghadapi luka mendalam.

