Jakarta, 9 Agustus 2025 – PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo kembali membuktikan kapasitasnya sebagai perusahaan pelabuhan terbesar di Indonesia dengan menorehkan pencapaian di kancah internasional. Perseroan sukses masuk dalam daftar Fortune 500 Southeast Asia (FSEA500) 2025, sebuah daftar yang memuat 500 perusahaan dengan pendapatan tertinggi di kawasan Asia Tenggara.
Berdasarkan laporan terbaru, Pelindo menempati urutan ke-4 untuk kategori Shipping Industry di Asia Tenggara dan peringkat ke-157 dari seluruh perusahaan yang masuk daftar. Pencapaian ini kian mempertegas keberadaan Pelindo sebagai motor penting dalam mendukung rantai pasok dan sistem logistik di kawasan.
Group Head Sekretariat Perusahaan Pelindo, Ali Sodikin, menjelaskan bahwa pencapaian ini merupakan hasil konsistensi dalam memperkuat pondasi bisnis.
“Kami terus berupaya memperkuat fundamental bisnis dengan fokus pada transformasi layanan, peningkatan kapabilitas SDM, serta sinergi dalam pengembangan ekosistem maritim yang lebih efisien,” ujar Ali Sodikin.
Pelindo juga tengah mengeksekusi sejumlah proyek strategis untuk memperluas jangkauan bisnis. Beberapa di antaranya adalah pengembangan Ekosistem Kalibaru, kawasan industri JIIPE, terminal dan kawasan industri Kijing, serta pengoperasian Makassar New Port yang kini berperan sebagai pusat logistik modern di Indonesia Timur.
Di bidang pelayanan, perusahaan meluncurkan Customer Care Pelindo 102 pada Mei lalu, menghadirkan akses layanan yang lebih cepat, mudah, dan responsif bagi pengguna jasa. Kehadiran fasilitas ini sekaligus menegaskan komitmen Pelindo untuk terus meningkatkan kualitas layanan di era digital.
Capaian positif juga terlihat dari sisi operasional sepanjang 2024. Arus peti kemas meningkat 7% menjadi 18,8 juta TEUs, arus barang naik 18% mencapai 201 juta ton, arus kapal tumbuh 11% menjadi 1,4 miliar GT, serta arus penumpang yang meningkat 8% hingga mencapai 19,4 juta orang.
“Kami akan terus berkomitmen menjaga tren positif ini dengan fokus pada transformasi layanan, penguatan konektivitas antarpelabuhan, integrasi layanan peti kemas serta kerja sama strategis,” tutup Ali Sodikin. (Redaksi)

