24 Oktober 2025 – Perubahan cuaca yang tidak menentu sering menjadi tantangan bagi kesehatan. Di masa pancaroba, suhu udara berubah dengan cepat, angin membawa lebih banyak debu, dan daya tahan tubuh sering kali menurun. Kondisi inilah yang membuat gejala alergi lebih mudah muncul. Bersin berulang, pilek, batuk kering, mata gatal, hingga biduran menjadi keluhan yang paling sering ditemui. Gangguan ini bukan hanya membuat tubuh terasa tidak nyaman, tetapi juga dapat menghambat aktivitas harian, terutama saat kesibukan di akhir tahun semakin meningkat.

Alergi bisa disebabkan oleh berbagai pemicu, mulai dari udara kotor, debu rumah, polusi kendaraan, bulu hewan peliharaan, hingga jenis makanan tertentu. Saat sistem kekebalan tubuh terlalu sensitif, reaksi berlebihan pun muncul dan itulah yang memicu gejala alergi. Namun, kondisi ini bukan berarti tidak bisa dikendalikan. Dengan penanganan yang tepat, tubuh tetap dapat berfungsi optimal meski cuaca sedang tidak bersahabat.

Berikut beberapa cara yang dapat membantu meredakan sekaligus mencegah kambuhnya gejala alergi pada musim pancaroba.

1. Perbanyak Aktivitas Fisik

Olahraga terbukti membantu memperbaiki sistem pernapasan dan meningkatkan daya tahan tubuh. Aktivitas fisik seperti jogging, bersepeda ringan, atau sekadar jalan cepat dapat membantu meredakan peradangan pada saluran hidung. Beberapa penelitian bahkan menunjukkan bahwa gejala bersin dan hidung meler dapat berkurang secara signifikan setelah melakukan olahraga selama kurang lebih tiga puluh menit. Dengan tubuh yang aktif, sistem imun menjadi lebih stabil sehingga reaksi alergi bisa diminimalkan.

2. Terapi Imun untuk Alergi Tertentu

Bagi yang memiliki alergi musiman atau alergi kronis, terapi imun bisa menjadi pilihan. Salah satunya adalah metode sublingual immunotherapy atau SLIT. Cara ini dilakukan dengan meneteskan obat khusus di bawah lidah secara rutin. Terapi ini bertujuan untuk melatih daya tahan tubuh agar tidak bereaksi berlebihan terhadap alergen tertentu. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa metode ini dapat mengurangi intensitas dan frekuensi gejala alergi, terutama pada orang yang sensitif terhadap debu, serbuk sari, atau tungau.

3. Pertimbangkan Akupunktur sebagai Terapi Pendukung

Akupunktur telah digunakan sejak lama dalam pengobatan tradisional. Terapi ini melibatkan penusukan jarum halus di titik tertentu pada tubuh untuk membantu menyeimbangkan energi dan meredakan keluhan kesehatan. Beberapa riset modern menunjukkan bahwa akupunktur dapat membantu mengurangi gejala alergi seperti mata berair, hidung tersumbat, atau rasa gatal. Walaupun hasilnya dapat berbeda pada setiap orang, akupunktur bisa menjadi pilihan terapi tambahan yang relatif aman.

4. Kendalikan Stres untuk Tubuh yang Lebih Kuat

Banyak yang tidak menyadari bahwa stres memiliki hubungan erat dengan alergi. Saat stres meningkat, hormon tubuh menjadi tidak seimbang dan sistem imun melemah. Kondisi ini membuat reaksi alergi lebih mudah muncul. Oleh karena itu, penting untuk menjaga kesehatan mental dengan tidur yang cukup, melakukan relaksasi, meditasi, atau sekadar melakukan hobi yang menyenangkan. Mengendalikan stres berarti memberi kesempatan bagi tubuh untuk bekerja lebih optimal dalam melawan alergen.

Di tengah perubahan cuaca yang tidak menentu, pencegahan menjadi langkah terbaik. Menjaga kebersihan rumah, menggunakan masker saat beraktivitas di luar, serta memperhatikan pola makan juga dapat membantu mengurangi risiko alergi kambuh. Dengan rutin merawat tubuh dan menerapkan beberapa cara di atas, gejala alergi dapat dikendalikan sehingga aktivitas tetap berjalan dengan nyaman. (Redaksi)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *