28 Oktober 2025 – Kabar mengejutkan datang dari Turin. Juventus secara resmi memutuskan untuk mengakhiri kerja sama dengan pelatih utama Igor Tudor setelah serangkaian hasil mengecewakan dalam beberapa pekan terakhir. Keputusan ini menandai akhir dari periode singkat sang pelatih asal Kroasia di kursi kepelatihan Bianconeri.
Awal yang Menjanjikan, Akhir yang Mengecewakan
Dalam pernyataan resmi klub pada Senin malam waktu Italia, Juventus mengonfirmasi pemutusan kontrak Tudor beserta staf pelatihnya yang terdiri dari Ivan Javorcic, Tomislav Rogic, dan Riccardo Ragnacci. Manajemen menyampaikan apresiasi atas dedikasi mereka selama membesut tim utama dan mendoakan kesuksesan di masa depan.
Padahal, kedatangan Igor Tudor pada Maret lalu sempat membangkitkan harapan baru di Turin. Mantan bek tangguh Juventus ini sebelumnya pernah menjadi asisten Andrea Pirlo pada musim 2020–2021 dan dianggap memahami DNA klub. Ia dipercaya menggantikan Thiago Motta yang didepak karena performa tidak stabil.
Di bawah asuhannya, Juventus berhasil menutup musim sebelumnya dengan finis di posisi empat besar Serie A, sekaligus mengamankan tiket ke Liga Champions. Awal musim ini pun tampak menjanjikan. Bianconeri meraih tiga kemenangan beruntun, termasuk kemenangan dramatis 4-3 atas Inter Milan yang sempat membuat para tifosi optimistis.
Namun, performa apik itu hanya bertahan sementara. Dalam delapan pertandingan berikutnya, Juventus gagal meraih satu pun kemenangan dan bahkan tidak mampu mencetak gol dalam empat laga terakhir.
Tren Negatif yang Menggerus Kepercayaan
Puncak kekecewaan datang setelah jeda internasional bulan ini. Juventus menelan tiga kekalahan beruntun dari Como, Real Madrid, dan Lazio. Kekalahan terakhir di Stadion Olimpico menjadi momen krusial yang membuat manajemen klub akhirnya mengambil langkah tegas.
Selain hasil buruk, performa Juventus juga dikritik karena kehilangan karakter permainan yang agresif dan solid seperti identitas mereka selama ini. Serangan yang tumpul, lini tengah yang mudah ditembus, serta minimnya kreativitas membuat tim tampak kehilangan arah.
Igor Tudor sendiri disebut kesulitan menjaga stabilitas skuad dan mengembalikan mental juara yang selama ini menjadi kebanggaan klub. Beberapa laporan menyebutkan adanya ketegangan internal di ruang ganti, terutama terkait rotasi pemain dan strategi bertahan yang terlalu konservatif.
Brambilla Naik ke Tim Utama sebagai Caretaker
Hingga kini, belum ada kejelasan siapa yang akan menjadi pelatih permanen Juventus selanjutnya. Namun, manajemen telah menunjuk Massimo Brambilla, pelatih tim Juventus NextGen, sebagai pelatih sementara untuk laga melawan Udinese pada Kamis dini hari waktu Indonesia.
Brambilla dikenal sebagai sosok yang tenang dan punya pendekatan taktik progresif dengan para pemain muda. Kehadirannya diharapkan mampu memberikan angin segar, sekaligus menstabilkan suasana ruang ganti setelah gejolak beberapa minggu terakhir.
Masa Depan Juventus dan Pelajaran dari Era Tudor
Keputusan pemecatan ini menjadi refleksi atas ambisi besar Juventus untuk segera kembali ke jalur juara. Klub yang memiliki sejarah panjang dan budaya kemenangan ini tentu tidak ingin terjebak dalam siklus hasil buruk yang menggerus reputasi mereka di kancah domestik maupun Eropa.
Bagi Igor Tudor, pengalaman singkatnya di Turin menjadi pelajaran berharga tentang kerasnya tekanan melatih tim sebesar Juventus. Ia datang dengan niat membangun kembali kejayaan, namun akhirnya harus meninggalkan klub lebih cepat dari yang diharapkan.
Kini semua mata tertuju pada langkah Juventus berikutnya. Apakah manajemen akan mencari nama besar seperti Antonio Conte atau mencoba memberi kesempatan kepada pelatih muda seperti Brambilla? Satu hal yang pasti, Juventus harus segera menemukan arah baru sebelum musim ini benar-benar terlewat dari genggaman. (Redaksi)

