Jakarta, 4 Desember 2025 – Antisipasi terhadap cuaca ekstrem menjadi fokus utama dalam inspeksi jalur kereta api yang dilakukan KNKT dan KAI pada 2 hingga 4 Desember 2025. Pemeriksaan komprehensif ini memberikan perhatian khusus pada stabilitas rel dan jembatan yang rentan terhadap dampak curah hujan tinggi selama periode musim penghujan. Langkah antisipasi ini menjadi bagian dari persiapan menghadapi Angkutan Natal dan Tahun Baru yang bertepatan dengan puncak musim hujan, saat risiko gangguan operasional akibat kondisi cuaca meningkat signifikan.
Soerjanto Tjahjono dari KNKT menegaskan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi cuaca ekstrem yang dapat memengaruhi keselamatan operasional. Ia menjelaskan bahwa curah hujan tinggi berpotensi mengganggu kestabilan rel, melemahkan struktur jembatan, dan memicu longsor di tebing-tebing sekitar jalur kereta api. “Kami lihat bahwa apa yang menjadi konsen KNKT, terutama hal-hal yang sesuai dengan rekomendasi kami, apakah sudah dikerjakan atau belum untuk mencegah agar tidak terjadi kecelakaan dengan penyebab yang sama,” ujarnya. Soerjanto menambahkan bahwa beberapa wilayah di Jawa Timur membutuhkan pengawasan intensif mengingat tingkat kerawanannya terhadap dampak cuaca buruk.
Inspeksi detail dilakukan terhadap struktur jembatan baja yang melintasi sungai dan lembah di sepanjang jalur kereta api. Tim inspeksi memeriksa kondisi fisik jembatan, kualitas sambungan, serta sistem drainase yang berfungsi mengalirkan air hujan agar tidak menggenangi bantalan rel. Pemeriksaan juga dilakukan terhadap kestabilan rel di area-area yang berpotensi mengalami pergeseran akibat erosi atau longsor. Sistem sinyal dan wesel yang dapat terpengaruh oleh genangan air turut menjadi bagian dari pemeriksaan menyeluruh untuk memastikan tidak ada komponen kritis yang dapat mengganggu keselamatan operasional saat kondisi cuaca buruk.
KAI telah memperkuat infrastruktur dengan memasang 12.084 batang bantalan sintetis pada jembatan baja untuk meningkatkan daya tahan terhadap beban dan kondisi cuaca ekstrem. Pemasangan 189.883 meter kubik batu kricak di sepanjang jalur berfungsi sebagai penyangga yang menjaga stabilitas rel saat terjadi hujan deras. Pusat Posko Terpadu Nataru dilengkapi dengan sistem peringatan dini cuaca yang memungkinkan antisipasi cepat terhadap potensi gangguan. Penempatan petugas tambahan di lokasi-lokasi rawan memastikan respons cepat jika terjadi gangguan akibat cuaca buruk. Koordinasi antara KAI, KNKT, dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika memperkuat kesiapan menghadapi tantangan cuaca ekstrem selama periode Nataru.
(Redaksi)

