Jakarta, 25 Oktober 2025 – Stasiun Merak di Cilegon, Banten, bukan hanya sekadar stasiun yang melayani perjalanan harian. Lebih dari itu, tempat ini menjadi titik balik penting dalam sejarah mobilitas Indonesia. Dengan perannya sebagai penghubung antara Pulau Jawa dan Sumatera, Stasiun Merak menjadi simbol keterpaduan transportasi yang menggerakkan ekonomi dan memperkuat konektivitas nasional.

Didirikan pada 1 Desember 1914 oleh Staatsspoorwegen Hindia Belanda, Stasiun Merak awalnya dibangun untuk mendukung arus barang dan penumpang menuju Sumatera. Lebih dari seabad kemudian, peran tersebut tetap relevan dan bahkan semakin vital di tengah perkembangan sistem transportasi modern yang terus berkembang.

Vice President Public Relations KAI, Anne Purba, menegaskan bahwa Stasiun Merak memiliki nilai strategis dalam menjaga keterhubungan antarpulau di Indonesia. “Stasiun Merak memiliki nilai sejarah yang tinggi sekaligus fungsi strategis sebagai gerbang konektivitas Jawa dan Sumatera. KAI berkomitmen menjaga nilai historis bangunan ini sambil memastikan layanan yang aman, nyaman, dan tepat waktu bagi seluruh pelanggan,” ujarnya.

Dengan letaknya yang bersebelahan langsung dengan Pelabuhan Merak–Bakauheni, stasiun ini memainkan peran penting dalam sistem multimoda. Penumpang dapat berpindah moda transportasi dengan cepat, dari kereta ke kapal atau sebaliknya, menjadikan perjalanan lebih efisien dan hemat waktu.

KAI telah membekali Stasiun Merak dengan fasilitas lengkap mulai dari loket digital, ruang tunggu berpendingin udara, musala, toilet bersih, hingga pos kesehatan. Layanan keamanan juga diperkuat melalui pengawasan CCTV 24 jam, memastikan kenyamanan bagi setiap pelanggan yang datang.

Sebagai bagian dari sistem transportasi nasional yang terus tumbuh, Stasiun Merak menunjukkan bagaimana aset bersejarah mampu beradaptasi dengan inovasi modern. Kehadirannya tidak hanya memperlancar arus mobilitas, tetapi juga memperkokoh peran Indonesia sebagai negara kepulauan dengan konektivitas yang solid.

Kini, Stasiun Merak bukan hanya gerbang menuju Sumatera, tetapi juga simbol transformasi mobilitas Indonesia menuju masa depan yang lebih inklusif, terintegrasi, dan berkelanjutan. (Redaksi)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *