17 November 2025 – Air jahe sering disebut sebagai minuman herbal serbaguna yang mampu memberikan banyak manfaat bagi tubuh. Aromanya yang hangat dan rasanya yang khas membuat air jahe kerap dijadikan pilihan untuk menjaga daya tahan tubuh, meredakan mual, atau menghangatkan badan. Namun, ada satu pertanyaan yang semakin sering muncul, yaitu apakah konsumsi air jahe secara rutin dapat memengaruhi tekanan darah? Banyak orang percaya bahwa jahe mampu membantu menstabilkan tekanan darah, meski bukti ilmiahnya ternyata tidak sesederhana itu.

Jahe mengandung gingerol, senyawa bioaktif utama yang menjadi sumber dari banyak khasiat tanaman ini. Gingerol dikenal memiliki sifat antiinflamasi dan antioksidan yang kuat. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa gingerol berperan dalam mengurangi stres oksidatif yang muncul akibat paparan radikal bebas. Stres oksidatif inilah yang dapat memicu berbagai penyakit kronis, sehingga konsumsi jahe dianggap mampu memberikan perlindungan tambahan bagi tubuh.

Terkait pengaruhnya terhadap tekanan darah, hasil penelitian yang ada masih perlu dikaji lebih jauh. Beberapa studi awal menunjukkan bahwa jahe berpotensi membantu menurunkan tekanan darah, meski temuan tersebut belum dapat dijadikan kesimpulan pasti. Sebuah penelitian pada tahun 2024 mengamati partisipan usia 45 hingga 65 tahun yang memiliki hipertensi. Hasilnya, ekstrak jahe menunjukkan efek penurunan tekanan darah. Namun, para peneliti mencatat adanya kelemahan dalam metode penelitian sehingga diperlukan studi lanjutan untuk memastikan efektivitasnya.

Tinjauan lain pada tahun yang sama menyebutkan bahwa jahe dapat membantu menurunkan tekanan darah melalui mekanisme relaksasi pembuluh darah. Efek antioksidan dari gingerol diduga berkontribusi dalam proses ini. Penelitian yang lebih baru pada 2023 juga memperlihatkan bahwa konsumsi air jahe selama delapan minggu memberikan efek penurunan tekanan darah. Gingerol disebut berperan sebagai penghambat ACE, yakni enzim yang memengaruhi penyempitan pembuluh darah. Meskipun temuan-temuan ini terlihat menjanjikan, para ahli tetap menekankan bahwa bukti ilmiah mengenai pengaruh jahe terhadap tekanan darah masih belum cukup kuat.

Di balik potensi manfaatnya, konsumsi jahe juga dapat menimbulkan efek samping, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan. Salah satu risiko yang perlu diperhatikan adalah meningkatnya kemungkinan terjadinya pendarahan. Jahe dalam dosis tinggi diketahui dapat memengaruhi pembekuan darah, sehingga orang yang sedang mengonsumsi obat pengencer darah harus lebih berhati-hati. Selain itu, beberapa studi menemukan bahwa konsumsi jahe dalam jumlah besar dapat menurunkan kadar gula darah dan memengaruhi kerja insulin. Kondisi ini membuat penderita diabetes sebaiknya menghindari suplemen jahe dengan dosis tinggi tanpa pengawasan medis.

Air jahe juga bisa menimbulkan ketidaknyamanan pada sistem pencernaan. Beberapa orang dapat mengalami mulas, diare, perut kembung, hingga iritasi tenggorokan setelah mengonsumsinya. Karena itu, meski jahe dianggap aman bagi sebagian besar orang, tetap penting untuk memperhatikan dosis dan kondisi kesehatan masing-masing sebelum menjadikannya minuman rutin.

Secara keseluruhan, air jahe memiliki banyak potensi manfaat, termasuk kemungkinan mendukung kestabilan tekanan darah. Namun, untuk memastikan efektivitas dan keamanannya, para ahli masih membutuhkan penelitian lebih mendalam. Mengonsumsi air jahe dalam jumlah wajar dapat menjadi pilihan yang baik, tetapi tetap penting untuk mendengarkan respons tubuh dan berkonsultasi jika memiliki kondisi kesehatan tertentu. (Redaksi)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *