Jakarta, 20 Agustus 2025 – Tren positif ekspor komoditas kopi memberi dorongan besar terhadap kinerja IPC Terminal Petikemas (IPC TPK) pada tahun ini. Tercatat, volume ekspor kopi dari wilayah Lampung melonjak hingga 311 persen pada Juli 2025 dibanding periode sebelumnya. Capaian tersebut menjadi salah satu faktor utama meningkatnya trafik petikemas di berbagai area terminal yang dikelola IPC TPK.
Direktur Utama IPC TPK, Guna Mulyana, menegaskan bahwa lonjakan komoditas ini menunjukkan besarnya potensi sektor agribisnis Indonesia dalam menopang pertumbuhan logistik nasional. “Konektivitas dan mempercepat port stay menjadi kunci agar dapat memangkas biaya logistik, baik untuk perdagangan dalam negeri maupun ekspor,” ujarnya dalam paparan media di Jakarta, Rabu (20/8).
Selain kopi, kinerja petikemas juga turut terdongkrak dari komoditas lain seperti karet dan pakan hewan impor. Dengan kontribusi komoditas-komoditas ini, IPC TPK mencatat trafik 2.009.185 TEUs sepanjang Januari–Juli 2025, atau naik 15 persen dibanding periode yang sama tahun 2024 sebesar 1.749.093 TEUs.
Peningkatan signifikan terjadi di berbagai area terminal, termasuk Tanjung Priok yang mencatat kenaikan 15,8 persen, Panjang 31,1 persen, Palembang 4 persen, Teluk Bayur 17,9 persen, dan Pontianak 6,8 persen. Hal ini menjadi bukti bahwa geliat perdagangan komoditas berbanding lurus dengan pertumbuhan arus petikemas.
Dalam rangka menunjang kinerja ekspor, IPC TPK terus melakukan transformasi digital. Implementasi Terminal Booking System (TBS) dan integrasi TOS Nusantara menjadi strategi perusahaan dalam mengurangi penumpukan truk, mempercepat layanan, serta menjaga Yard Occupancy Ratio (YOR) di bawah 65 persen sesuai ketentuan otoritas pelabuhan.
Tak hanya dari sisi operasional, IPC TPK juga gencar memperluas rute pelayaran baru. Tercatat ada 23 tambahan rute domestik dan internasional dalam tiga tahun terakhir, yang mendukung kelancaran pengiriman komoditas kopi ke pasar global.
Langkah ini diperkuat dengan kolaborasi bersama perusahaan pelayaran besar seperti Marsa Ocean Shipping, Meratus Line, Indo Container Line, dan MSC Line. Sinergi ini memperluas akses perdagangan Indonesia ke negara tujuan ekspor nontradisional.
Sejalan dengan agenda keberlanjutan, IPC TPK juga melaksanakan elektrifikasi alat bongkar muat dan memperluas area hijau di terminal. Inisiatif tersebut tidak hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga menekan emisi karbon, menjadikan ekspor kopi dan komoditas lain lebih ramah lingkungan. (Redaksi)

