Jakarta, 20 Agustus 2025 – Mengelola kelancaran arus logistik di pelabuhan bukan perkara mudah. IPC Terminal Petikemas (IPC TPK) menghadapi tantangan menjaga Yard Occupancy Ratio (YOR) tetap di bawah 65 persen sesuai kebijakan otoritas pelabuhan. Batas ini penting untuk mencegah penumpukan truk yang dapat menghambat arus barang.

Dengan strategi pengelolaan yang ketat, IPC TPK berupaya memastikan pelabuhan tetap lancar meski volume petikemas terus meningkat. Langkah ini menjadi bagian penting dari strategi perusahaan dalam menopang distribusi logistik nasional.

“Kami akan terus berfokus pada peningkatan layanan, membuka layanan tambahan rute, serta digitalisasi sehingga pelabuhan semakin efisien,” kata Direktur Utama IPC TPK, Guna Mulyana, di Jakarta, Rabu (20/8).

Untuk mendukung kebijakan YOR, IPC TPK mengandalkan sistem digital seperti Terminal Booking System (TBS) yang mengatur kedatangan truk, serta TOS Nusantara yang mengintegrasikan data pergerakan petikemas. Dengan pengelolaan ini, risiko antrean panjang dapat diminimalisir.

Pada semester pertama 2025, IPC TPK mencatat arus petikemas sebanyak 2.009.185 TEUs atau naik 15 persen dibanding periode sama tahun lalu. Peningkatan terjadi hampir di seluruh area kerja, dari Tanjung Priok hingga Pontianak.

Pertumbuhan ini juga didukung oleh lonjakan sejumlah komoditas, termasuk ekspor kopi yang naik 311 persen, karet 122 persen, serta impor animal food supplement 405 persen.

Selain pengaturan kapasitas, perusahaan memperkuat jaringan pelayaran dengan membuka rute baru domestik dan internasional. Ekspansi ini membantu mengurai konsentrasi arus barang sekaligus memperlancar konektivitas antarwilayah.

IPC TPK juga menaruh perhatian pada aspek keberlanjutan. Program elektrifikasi peralatan bongkar muat, pengembangan area hijau, dan digitalisasi berkelanjutan dijalankan untuk menjaga kelancaran logistik sekaligus mendukung pelabuhan yang ramah lingkungan. (Redaksi)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *