Stasiun Manggarai Rayakan 107 Tahun, Menjembatani Sejarah dan Mobilitas Masa Depan

Jakarta, 2 Mei 2025 – Tahun 2025 menjadi tahun yang penuh makna bagi Stasiun Manggarai, yang merayakan 107 tahun eksistensinya sebagai salah satu pusat transportasi utama di Indonesia. Sejak pertama kali dibuka pada 1 Mei 1918, Stasiun Manggarai telah menjadi saksi bisu berbagai perubahan besar dalam dunia perkeretaapian nasional, sekaligus menjadi jembatan yang menghubungkan sejarah panjang Jakarta dengan mobilitas perkotaan masa depan. Hari ini, Stasiun Manggarai tidak hanya berperan sebagai tempat transit, tetapi juga sebagai simbol dari kemajuan sistem transportasi yang terus berinovasi.
Stasiun Manggarai pertama kali dibangun oleh Staatsspoorwegen (SS) pada awal abad ke-20 dan mulai beroperasi pada 1918. Terletak strategis di tengah kota, stasiun ini segera menjadi pusat transportasi yang menghubungkan berbagai jalur kereta, dari Jakarta Kota hingga Bogor, Tanah Abang, Karawang, dan berbagai rute lainnya. Arsitektur stasiun, yang menggabungkan unsur klasik dan modern, menjadi daya tarik tersendiri. Dengan lima peron dan kanopi besi yang kokoh, Stasiun Manggarai telah bertahan sebagai salah satu bangunan ikonik Jakarta meski terus mengalami transformasi.
Tidak hanya dalam aspek fisik, namun Stasiun Manggarai juga memainkan peran yang sangat penting dalam sejarah Indonesia. Salah satu momen paling bersejarah terjadi pada 3 Januari 1946, ketika stasiun ini menjadi titik pemberangkatan Kereta Luar Biasa yang mengangkut Presiden Soekarno beserta jajaran pemerintah untuk memindahkan ibu kota negara secara rahasia ke Yogyakarta. Momen ini menjadikan Stasiun Manggarai lebih dari sekadar stasiun kereta, tetapi sebagai bagian integral dari perjalanan bangsa Indonesia.
“Stasiun Manggarai adalah simbol dari perjalanan panjang sejarah Indonesia, dan kami berkomitmen menjadikannya sebagai jembatan antara masa lalu yang penuh sejarah dan masa depan yang modern,” kata Anne Purba, Vice President Public Relations KAI.
Stasiun Manggarai tidak hanya menyimpan sejarah, tetapi juga menjadi pusat mobilitas modern yang melayani ribuan perjalanan setiap harinya. Pada 2025, diperkirakan lebih dari 1.063 perjalanan kereta akan melintas di stasiun ini, menunjukkan betapa pentingnya peran stasiun ini dalam mendukung sistem transportasi perkotaan yang terus berkembang. Dengan lebih dari 5 juta penumpang yang menggunakan stasiun ini setiap tahun, Stasiun Manggarai kini menjadi pusat transportasi terbesar di Jabodetabek.
Perubahan besar yang terjadi di Stasiun Manggarai juga seiring dengan proyek Stasiun Sentral Terpadu Manggarai yang sedang berlangsung. Proyek ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan efisiensi stasiun, melalui pembangunan jalur layang (elevated track), perluasan area layanan penumpang, serta integrasi dengan berbagai moda transportasi seperti TransJakarta dan KA Bandara Soekarno-Hatta. Semua ini dilakukan untuk menciptakan pengalaman mobilitas yang lebih efisien, terintegrasi, dan modern bagi pengguna.
“Dengan proyek ini, kami ingin menciptakan stasiun yang tidak hanya nyaman untuk pengguna, tetapi juga lebih terintegrasi dengan moda transportasi lainnya, sehingga dapat memberikan pengalaman mobilitas yang lebih baik bagi masyarakat,” ujar Anne.
Melalui perubahan ini, Stasiun Manggarai tetap menjaga keseimbangan antara sejarah dan modernitas. Sebagai bangunan cagar budaya nasional, Stasiun Manggarai terus mengukuhkan posisinya sebagai simbol penting dalam sejarah Jakarta dan Indonesia, sekaligus menjadi pionir dalam dunia transportasi modern. (Redaksi)