BSI Tampilkan Potensi Keuangan Syariah di Forum PBB, Dorong Visi Ekonomi Inklusif dan Berkelanjutan

0
WhatsApp-Image-2025-04-30-at-10.06.53-8

Jakarta, 29 April 2025 – Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menjadi delegasi resmi Indonesia dalam ajang Side Event of 2025 United Nations Economic and Social Council (ECOSOC) Forum on Financing for Development (FFD). Di forum yang digelar di Markas Besar PBB tersebut, BSI membagikan kerangka keuangan syariah yang diselaraskan dengan pembiayaan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dalam program Joint SDG Fund dan United Nations Development Programme (UNDP).

Sebagai salah satu badan utama PBB, UN ECOSOC memiliki peran sentral dalam membahas isu-isu global yang menyangkut ekonomi, sosial, hingga hak asasi manusia. Forum ini menjadi pembuka menuju Konferensi Internasional Keempat tentang Pembiayaan untuk Pembangunan (FfD4) yang akan berlangsung di Spanyol pada pertengahan 2025, menghadirkan pemimpin dunia dan pemangku kepentingan lintas sektor.

BSI menyampaikan bahwa inklusivitas merupakan salah satu kekuatan utama dari sistem keuangan syariah. Nilai ini memungkinkan layanan keuangan menjangkau berbagai lapisan masyarakat, termasuk mereka yang selama ini belum terakses layanan keuangan formal seperti kelompok underbanked dan unbanked.

Direktur Keuangan & Strategi BSI, Ade Cahyo Nugroho menjelaskan bahwa keuangan syariah memiliki kontribusi besar dalam mewujudkan tatanan ekonomi global yang lebih adil dan berkelanjutan.

“Prinsip-prinsip yang ada di keuangan syariah sangat sesuai dengan cita-cita pembangunan global, yang memperjuangkan manfaat ekonomi riil dan keberlanjutan. Prinsip-prinsip tersebut menumbuhkan semangat untuk saling menguntungkan, yang didukung oleh kerangka etika dan dampak sosial dan lingkungan yang kuat. Selain itu, prinsip-prinsip ini memprioritaskan transparansi, yang menjadikan keuangan syariah bukan sekadar pilihan finansial, melainkan juga komitmen untuk masa depan yang lebih adil dan bertanggung jawab,” kata Cahyo.

BSI juga menegaskan dukungan terhadap target Net Zero Emission Indonesia pada 2060 dengan berbagai inisiatif, seperti kampanye Green Business Culture, pelacakan karbon digital, serta pembiayaan berkelanjutan bagi sektor UMKM, energi bersih, dan produk ramah lingkungan. Di samping itu, BSI juga berkolaborasi dengan Bappenas dalam mengembangkan Green Zakat yang berorientasi pada pembangunan berkelanjutan.

BSI mengimplementasikan prinsip-prinsip ESG melalui tiga pilar utama: sustainable banking, sustainable operation, dan sustainable beyond banking. Strategi ini bertujuan mendorong tata kelola yang baik, transformasi digital, serta pemerataan akses layanan keuangan yang berdampak sosial. Komitmen tersebut diperkuat dengan bergabungnya BSI dalam United Nations Environment Programme Finance Initiative (UNEP FI).

“Selain itu, BSI juga mengumumkan keanggotaan terbaru dalam United Nations Environment Programme Finance Initiative (UNEP FI), yang memperkuat komitmen BSI dengan menandatangani Principles for Responsible Banking. Bersama-sama, kita membayangkan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan,” paparnya.

Dalam hal pembiayaan, BSI menghadirkan Sustainability Sukuk dan Green Zakat. Sustainability Sukuk telah digunakan untuk membiayai berbagai proyek berkelanjutan seperti pembangunan fasilitas pendidikan dan kesehatan, peningkatan energi bersih, serta akses air bersih. Sementara itu, Green Zakat yang dikembangkan bersama BAZNAS dan UNDP bertujuan menyatukan prinsip keberlanjutan dalam pengelolaan zakat.

“Keuangan syariah menjadi kekuatan penting dalam pembangunan ekonomi nasional Indonesia dan memberikan kontribusi substansial bagi pembiayaan dan sosial. Peran penting ini ditampilkan dalam Kerangka Pembiayaan Nasional Terpadu, Asta Cita, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2025–2029, dan Rencana Induk Keuangan Islam Indonesia. Ini diwujudkan dalam kebijakan yang dibentuk oleh peraturan keuangan berkelanjutan,” tutup Cahyo.

Direktur Pendanaan Multilateral Bappenas, Agustin Arry Yana, menambahkan bahwa alasan pemilihan BSI sebagai perwakilan Indonesia adalah karena rekam jejaknya dalam pengembangan ekonomi syariah yang resilien, adaptif, dan berkelanjutan. Menurutnya, peran BSI sangat sejalan dengan semangat pembangunan nasional.

“Kami melihat kiprah dan pencapaian BSI selama ini di sektor perekonomian syariah menjadikannya cocok sebagai representasi Indonesia di forum UN ECOSOC ini. Selain itu, hal ini juga sejalan dengan semangat Asta Cita dari pemerintahan Presiden Prabowo Subianto,” ujarnya. (Redaksi)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *