BSI GIFS 2025 Jadi Wadah Kolaborasi Global untuk Dorong Ekonomi Syariah Nasional

Jakarta, 29 April 2025 – PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) kembali menyelenggarakan BSI Global Islamic Finance Summit (GIFS) 2025 di The Ritz – Carlton Pacific Place, Jakarta. Forum berskala internasional ini menjadi medium penting untuk mengedepankan peran strategis ekonomi syariah dalam pembangunan ekonomi nasional dan global. Dengan mengangkat tema “Transformative Islamic Finance as Catalyst for Growth”, ajang ini mempertegas posisi BSI sebagai pionir dalam ekosistem keuangan syariah.
Plt. Direktur Utama BSI Bob T. Ananta menjelaskan bahwa GIFS merupakan forum yang bukan hanya fokus pada literasi ekonomi keuangan, tetapi juga membawa agenda relevansi ekonomi syariah terhadap arah pembangunan yang lebih luas. “Selain agenda literasi, BSI GIFS tidak sekadar menjadi forum yang hanya berbicara tentang bagaimana mengembangkan ekonomi keuangan itu sendiri. Namun selalu difokuskan untuk menjadi forum yang menunjukkan relevansi ekonomi syariah dengan isu dan tujuan ekonomi nasional dan global. Bagaimana ekonomi syariah berkontribusi pada ekonomi dan target pembangunan secara luas,” kata Bob menegaskan.
Acara dibuka oleh Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan P. Roeslani dan Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo. Dalam sambutannya, Rosan memberikan apresiasi kepada BSI atas komitmennya dalam menyelenggarakan GIFS secara konsisten, yang menurutnya berdampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia.
Rosan menyebut kontribusi BSI dalam sektor syariah nasional mencapai 50%, meskipun pangsa pasar industri ini baru sekitar 9%. “Kalau kita lihat memang itu sangat-sangat kecil, jika dibandingkan dengan penduduk Indonesia yang 87%-nya itu orang muslim. Jadi tentunya harapan kita ke depan seluruh perbankan syariah dan terutama BSI, bisa terus meningkatkan pangsa pasarnya. Di saat bersamaan bisa membantu financial inclusion yang saat ini baru 12,7%,” katanya.
Ia juga menyoroti struktur PDB Indonesia yang masih sangat bergantung pada konsumsi domestik. Peran ekonomi syariah dalam sektor ini dipandang krusial untuk mendongkrak pertumbuhan. “Jadi kalau kita lihat strukturnya, kita ingin mencoba mendalami peran dari ekonomi syariah di Indonesia ini sebetulnya terutama di domestic consumption hal ini yang justru akan meningkatkan peran dari ekonomi syariah di Indonesia. Sehingga mendukung target pertumbuhan ekonomi pada 2029 untuk mencapai 8%,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menyatakan bahwa Indonesia punya potensi besar untuk memimpin sektor perbankan syariah global. Menurutnya, kinerja dan inovasi BSI menjadi kunci penggerak utama. “BSI masuk 10 besar Global Islamic Bank memperlihatkan kuatnya preferensi layanan perbankan syariah. Inovasi sangat penting dalam menjembatani kesenjangan antara supply dan demand di industri keuangan dan perbankan syariah. Inovasi juga dapat mem-boosting industri halal di Indonesia,” ujar Tiko.
Bob turut menambahkan bahwa peran ekonomi syariah telah dimasukkan dalam Rancangan Akhir RPJPN 2025–2045 sebagai pilar strategis. “BSI GIFS bukan agenda yang berlangsung dan selesai dalam satu hari. BSI GIFS adalah salah satu platform dari berbagai upaya advokasi BSI sebagai market leader perbankan syariah Indonesia,” ujar Bob.
Forum ini juga menghadirkan sejumlah akademisi ternama dunia seperti Ian Goldin dari University of Oxford, Mehmet Asutay, dan Habib Ahmed dari Durham University. Para narasumber tersebut membahas peran ekonomi syariah dalam mempercepat pertumbuhan, terutama melalui inovasi teknologi dan integrasi sosial.
Chief Economist BSI Banjaran Surya Indrastomo menegaskan pentingnya harmonisasi kebijakan antar sektor agar pengembangan ekonomi syariah selaras dengan arah pembangunan nasional. Ia menjelaskan bahwa penyelarasan antara agenda syariah dan ekonomi konvensional diperlukan agar keduanya tidak berjalan terpisah.
Sejalan dengan misi edukasi dan advokasi, BSI GIFS 2025 juga diisi peluncuran produk seperti BSI Bank Emas, BYOND by BSI, BEWIZE by BSI, serta Muslim Consumption Index (MCI). Berbagai inisiatif tersebut bertujuan memperkuat inklusi keuangan dan ekspansi layanan digital BSI.
BSI menargetkan peningkatan kinerja bisnis sebesar 20% dibanding GIFS 2023, yang sebelumnya membukukan tambahan bisnis Rp227,11 miliar dari berbagai aktivitas. Selain itu, BSI juga berharap GIFS dapat menjadi pusat pemikiran ekonomi syariah yang menyatukan para akademisi, regulator, hingga praktisi global. Acara ini turut disiarkan secara daring melalui YouTube dan menghadirkan tokoh publik seperti Salman Subakat, Rista Zwestika, dr. Reisa Broto Asmoro, dan Habib Jafar. (Redaksi)